Selasa, 29 Juni 2010

Suku toraja

Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 650.000 jiwa, dengan 450.000 diantaranya masih tinggal di kabupaten Tana Toraja.[1] Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai aluk. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan animisme ini sebagai Aluk To Dolo.[rujukan?]
Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909.[2] Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.
Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin dibuka ke dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia: Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog.[3] Pada tahun 1990-an, ketika pariwisata terus meningkat, masyarakat Toraja telah banyak berubah, dari masyarakat agraris menjadi masyarakat Kristen.[4

Menkendek

Nama Mengkendek muncul dalam sejarah Toraja pada waktu Rombongan Puang Tandilino To Banua Puan tiba di Bukit Sarinbano Marinding dan mendirikan Tongkonan pertama orang Toraja di situlah Mengkendek,,,,Meng....Kendek artinya menuju keatas karena mereka dari daerah Endekan (Bamba Puang) berpindah keatas dan sampilah mereka di Bukit Sarinbano Marinding disitulah Mengkendek,,,!





Sumber; A.Rumengan

Peradaban Bangsa

Indonesia terdiri dari suku bangsa dan juga peradapan (pola hidup) yang pada dasarnya mempunyai wilayah adat yang didasari dari mitologi dan masyarakat adat.

Peradapan ini tergambar pada bentuk tingkah laku dan tindakan yang muncul sebagai sebuah tradisi yang mencerminkan kelompok sosial yang bersangkutan dan terkait dengan budaya. Beberapa peradapan tersebut diantranya;

Peradapan Berburu dan Meramu
Peradapan perladangan berpindah
Peradapan Ternak
Peradapan Pertanian
Peradapan Industry

Pada setiap suku bangsa dapat mempunyai 2 atau lebih peradapan. Peradapan yang berbeda-beda ini, di Indonesia disatukan dalam sebuah sistem politik, sehingga melahirkan Kebudayaan Nasional.

Ada 3 sistem kebudayaan yang menjadi acuan bagi warganya yaitu; sistem Nasional, Sistem SukuBangsa, dan Sistem Lokal/setempat.

1. Sistem Kebudayaan Nasional; Suatu sistem acuan yang menjadi dasar bagi warga anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang dominasi aturannya dipegang oleh pemerintah dengan berdasarkan falsafah negara (pancasila) serta UUD 45.

2. Sistem Kebudayaan SukuBangsa; kebudayaan yang merupakan suatu sistem pengetahuan yang digunakan sebagai acuan oleh anggota suku bangsa yang bersangkutan yang dasarnya suku bangsa tersebut warga dari anggota msyarakat yang lebih luas. Digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan, serta memanfaatkannya demi kesejahteraan warganya serta kepentingannya.

3. Sistem Kebudayaan Lokal/Kebudayaan Umum; sistem sosial yang ada didalam tempat-tempat umum lokal yang aturannya berdasarkan pada konsesi dari semua anggota warga masyarakat yang terlibat didalamnya. Ruang sosial tempat-tempat umum ini terdapat suatu kebudayaan yang dijadikan oleh para pelaku untuk bertindak dan saling berhubungan. (ada posisi dan kedudukan antar pelaku).