Jumat, 13 Agustus 2010

Dalipang Dukung UU Masyarakat Adat

Senin, 22 Maret 2010 Rantepao, Tribun - Penjabat Bupati Toraja Utara (Torut), YS Dalipang, menyatakan sangat mendukung perjuangan beberapa kalangan terkait pembentukan undang-undang (UU) yang mengatur mengenai hak-hak masyarakat adat.

Tanpa ada undang-undang khusus yang mengatur mengenai hak-hak masyarakat adat, maka lambat laun kekayaan budaya yang ada di Indonsia akan memudar dan pada akhirnya hanya tinggal sejarah.
Demikian diungkapkan Dalipang saat membuka Peringatan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara Daerah Toraya yang digelar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (Aman) Toraya, Sabtu (20/3), di Tongkonan To'barana, Kecamatan Sa'dan, Toraja Utara (Torut).
"Apa yang selama ini diperjuangkan oleh Aman terkait pembentukan undang-undang yang mengatur mengenai hak-hak masyarakat adat, harus kita dukung dan perjuangakn bersama, karena ini demi kelestarian budaya kita," kata Dalipang.
Kegiatan ini digelar untuk memperingati bersatunya seluruh komunitas adat se-Toraja yang berjumlah 32.
Hadir dalam acara itu antara lain, Den Upa' (Ketua Dewan Aman Pusat), Yusuf Biringkanae (Ketua Aman Sulsel), Lewaran Rantela'bi (Ketua Dewan Aman Toraya), CL Palimbong (Ketua Aman Toraya), unsur muspida, tokoh masyarakat, agama, dan tokoh pemuda, serta para camat.
Di awal cara, undangan disuguhi dan dihibur oleh Tari Pagellu yang dibawakan Komunitas Adat Tikala.
Dalipang menuturkan, walaupun Toraya saat ini telah menjadi dua daerah otonom, Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara, namun masyarakat Toraya tetap satu bingkai atau kesatuan adat yang terdiri dari 32 komunitas adat.
"Jika terdapat perbedaan dari komunitas adat, sebaiknya tidak dijadikan sebagai perpecahan tetapi harus dimaknai sebagai kekayaaan budaya," katanya. (wd)

Minta Masukan

KEPADA lembaga atau komunitas adat yang ada di Toraya, S Dalipang berharap agar senantiasa dapat bermitra dengan pemerintah untuk bersama-sama membangun daerah.
"Keberadaan komunitas adat juga sangat berperan dalam mengantisipasi penyakit sosial yang ditimbul di tengah masyarakat," katanya.
Pada akhir acara, undangan dihibur dengan To'ma Bugi' yang dibawakan oleh Komunitas Adat Kete Kesu'. (wd)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar